Malam sudah larut.Gerimis pun mulai turun. Suasana jalan yang sepi tiba-tiba diterangi oleh sebuah mobil yang melaju dengan kencang.Ketika memasuki kawasan hutan wonoasari mobil itu berhenti . Pengemudinya menyandarkan diri ke jok mobil dan menyalakan lagu “THE MOMENT”yang dipersembahkan oleh KENNY G .Alunan lagu itu mengingatkan pada kenangan –kenangan masa lalu yang ia sesali. .Istrinya yang setia kini dijerumuskan kedalam penderitaan yang sama yaitu penyakit AIDS. Lalu ia mengambil sebuah amplop yang ada di sakunya. Ia membaca surat tersebut dengan sepuas-puasnya.Setelah puas membaca ,ia menulis di depan amplop sambil meneteskan air mata denagan tulisan seindah-indahnya: UNTUK ISTRI DAN ANAKKU TERCINTA.

Dengan tangan gemetar, ia mengambil pisau di kotak mobil. Ia ingin mengakhiri hidupnya malam ini juga . Dengan perlahan ia mengiris urat nadinya. Setelah darahnya keluar dengan deras ,ia ingin mengiris urat nadi yang lainnya . Setelah itu berakhirlah hidup si OHIDA(Orang yang hidup dengan AIDS)dengan mata melotot.Pada pagi hari yang sunyi ada sekelompok orang lewat untuk bekerja. Tanpa sengaja mereka melihat ada mobil parkir di lingkungan desa Kepuh Arum . Mereka langsung menghampiri mobil tersebut. Ternyata didalam sana terdapat mayat yang bersimpah darah.Mereka langsung lari menuju rumah Pak lurah . Mereka memberitahukan ada seorang mayat didepan tempat mereka bekerja . Pak lurah langsung menelpon polisi dan paramedis. Setelah itu , mereka menuju tempat tersebut.tidak lama kemudian polisi datang. Salah satu polisi menuju mobil itu. Ternyata ada surat yang menempel di kaca mobil.Polisi itu mengambil dengan sarung tangan .Ternyata mayat ini adalah penderita aids . Tidak lama kemudian, paramedis datang .Mereka membawa Pak Bandi menuju ke tempat keluarganya tinggal .Tangisan Bu Ratih dan Teguh tidak berhenti-henti. Bu Ratih baru tahu bahwa suaminya mengidap aids.Setelah Pak Bandi dikuburkan ,Bu Ratih menjadi sakit-sakitan.

Pada pagi hari,Teguh berangkat sekolah seperti biasa di SLTP Kepuh Arum. Di sekolahnya dia diolok-olok oleh temannya .Teguh diolok oleh Doni dan Prawoto sebagai TOSHIDA(Orang yang serumah hidup dengan aids).Lalu Teguh pergi dengan menangis karena teman-temannya telah membencinya . Para tetangga Teguh yang mengetahui Bu Ratih sakitnya semakin parah sekarang dirawat di rumahnya. Para tetangga Teguh beramai-ramai dan mengajukan agar Bu Ratih tetap di rumah sakit saja.Beberapa minggu kemudian ada kabar dari rumah sakit bahwa Bu Ratih sudah meninggal dunia. Teguh dan kelurganya sangat sedih sekali. Setelah Bu ratih dimakamkan , Teguh dihina,dicaci maki,dan dimusuhi oleh warga desa Maju Jaya. Pada malam hari, orang-orang berteriak agar Teguh meninggalkan desa. Mereka melempari batu agar Teguh keluar dari rumahnya . Dari pintu belakang Paman Edi menyuruh pergi keluar lewat pintu belakang . Tanpa pikIr panjang teguh lari dengan cepat . setelah sampai ditengah hutan ,Teguh duduk dibawah pohon yang besar.Lama kelamaan Teguh telah tidur dengan lelap.


Malam sudah berlalu dan ufuk timur sang surya lama-kelamaan mulai menampakkan dirinya . Teguh bangkit dari tempat ia tidur.Sambil berjalan Teguh berpikir terus . Dia harus meninggalkan kota yang ia cintai.Teguh menuju stasiun kecil yang tidak jauh dari hutan .Setelah beberapa jam ,akhirnya ada kereta barang.kereta barang yang ditumpangi.oleh Teguh berangkat meninggalkan kota kecil yang penuh kenangan yang sukar dilupakan.Sesampai distasiun ,Teguh melihat ada seorang pejambret yang ingin mengambil tas dari nasabah yang baru keluar dari bank .Nasabah bank itu berteriak lalu datang dua orang satpam yang mengejar pejambret itu . Akhirnya pejambret itu ditangkap tetapi sayang sekali , teman pejambret itu datang menolong . Lalu Teguh lari dan menyeruduk pinggang pejambret itu .Salah seorang dari pejambret itu menusuk perut Teguh sehingga darah Teguh muncrat mengenai tubuh pejambret tersebut.Karena Teguh mengidap aids( kata orang desa) ,pejambret itu membersihkan darah dari tubuh mereka. Pejambret itu berhasil ditangkap ,tetapi Teguh masih terbaring di aspal.Seorang nasabah membawa Teguh ke rumah sakit terdekat . Setelah Teguh sadar ,disampingnya seorang nasabah yang menolongnya dan anak perempuannya . nasabah itu bernama Pak Cokro dan anak perempunnya bernama Haruming Nagari . Beberapa minggu kemudian Teguh telah diizinkan pulang.Sebelum meniggalkan rumah sakit,Teguh diberi amplop oleh Dokter Anwar. Ternyata isinya adalah bahwa Teguh tidak terkena penyakit aids . Karena hasil tes darahnya negatif. Jadi Teguh tidak terkena aids . Teguh sangat gembira atas berita yang ia baca. Teguh tidak juga lupa memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Teguh kini tinggal di rumah Pak Cokro.Sesuatu yang diperlukan oleh Teguh ditanngung oleh Pak Cokro.Malam pun sudah larut, Teguh pun mulai tidur .Pada pagi hari ,Pak Cokro menuju tempat desa Teguh. Ia mengabari pada Paman Edi bahwa Teguh tidak terkena penyakit aids. Alangkah senang hati Pak Edi bahwa keponakannya tidak terkena aids. Pak Cokro mengajak Teguhuntuk menemui pamannya. Kedunnya berpelukan dan menangis sepuas-puasnya mencurahkan rindu serta segala perasaan dalam lubuk hati mereka yang tidak terlukiskan dengan sejuta kata.


5 TAHUN KEMUDIAN


Teguh dan Arum telah lulus dari universitas kodektoran yang ada di Jakarta. Setelah di wisuda, Mereka akan mengabdikan diri selama 2 tahun di daerah terpencil di luar jawa . Mereka bekerja dengan keras agar kesehatan warga terpencil terjamin . Teguh juga mengajarkan bagaimana cara hidup yang bersih kepada masyarakat . Setelah pekerjaan mereka selesai di luar jawa akhirnya mereka menikah. Mereka mengadakan pernikahan itu dengan meriah .Paman dan Bibi Teguh pun telah datang. Pada suatu hari , Teguh ingin mengunjungi desanya untuk melihat keadaan rumahnya dulu dan menziarahi makam kedua orang tuanya. Tempat pertama yang ia datangi adalah makam Pak Bandi dan Bu Ratih. Penjaga makam terkejut karena sebelumnya tidak ada yang menziarahi makam Pak Bandi dan Bu Ratih . Penjaga itu bertanya kepada Teguh. Teguh langsung memberitahu bahwa dia adalah putra Pak Bandi dan Bu Ratih. Penjaga itu langsung lari ketakutan. Arum,Pak Cokro dan Paman Edi tertawa terbahak-bahak. Penjaga itu diberitahu oleh Paman Edi bahwa Teguh meninggal karena aids dan kuburnya entah dimana. Mereka dan Teguh tertawa. Teguh memberitahu bahwa itu hanya akal-akalan pamannya saja. Penjaga itu percaya dan langsung meminta maaf dan Teguh yang baik hati langsung memaafkan orang yang melemparinya dengan batu sekaligus mengusirnya dari desa. Setelah itu Teguh langsung menuju rumahnya yang sudah hancur. Para warga desa Maju Jaya heran melihat ada muda-mudi mengendarai mobil tepat berhenti di depan rumah Pak Bandi . Ada seorang warga yang ingin bertanya kepada Teguh. Teguh ingin membeli rumah Pak Bandi . Tetapi ada seorang warga yang melarang Teguh membeli rumah tersebut . Tanpa pikir panjang Teguh langsung memperkenalkan dirinya . Para warga langsung lari pontang-panting tidak karuan melihat hantu pocong berpesta ria. Mereka berempat tertawa terbahak – bahak melihat tngkah laku warga . Para warga itu melihat Tegu tertawa dengan senangnya . Para tetangga semua diam dan ingin meminta maaf kepada Teguh karena telah mengusirnya dari desa. Teguh tidak mau memberi maaf kepada semua warga. Lalu Arum membujuk Teguh untuk memenuhi permintaan warga . Teguh tetap pada pendiriannya.lalu Arum membujuk Teguh untuk memberi maaf warga desa demi dia . Kata-kata itu diulanginya beberapa kali. Akhirnya teguh memaafkan para warga desa Maju Jaya.Sekarang rumah Teguh dapat menciptakan kesejukan asli di alam yang hijau dikawasan desa Maju Jaya.


Diposting oleh Sebuah Nama Sebuah Cerita Label:

1 komentar:

Susi Sa mengatakan...

Buku cerita pas masih SD. Sampe sekarang ceritanya tak lekang oleh waktu. Terngiang antara kasihan dan jaman dulu aids merupakan momok

30 November 2022 pukul 05.44